Showing posts with label investasi properti. Show all posts
Showing posts with label investasi properti. Show all posts

Friday, July 22, 2011

Cara Menjadi Kaya dari Investasi di Properti

Ada banyak cara menjadi kaya melalui investasi. Salah satu alat investasi adalah investasi properti. Ada banyak alat-alat lain seperti saham, emas, komoditi, forex, dll Tapi sekarang pertanyaannya adalah mengapa kita perlu berinvestasi di properti?

Sebelum kita mempelajari mengapa kita perlu berinvestasi di properti, kita perlu mengetahui dan menyadasi dari sebuah research yang mengatakan bahwa menurut sebuah survey oleh The Straits Times, 90% dari semua jutawan menjadi jutawan secara langsung atau tidak langsung melalui properti.

Investasi dalam properti merupakan cara pasti, meski rada lambat untuk menjadi kaya. Banyak orang telah menjadi kaya melalui investasi properti dengan terus tekun di dalam bidang itu. Anda tidak perlu memiliki banyak uang untuk memulai investasi di properti. Karena kekuatan leverage, anda dapat membeli properti dengan menggunakan uang orang lain. Ide dasar dari investasi properti adalah bahwa semakin sedikit uang yang anda keluarkan untuk membeli properti, semakin besar peluang anda untuk mgnhasilkan keuntungan yang lebih tinggi dari investasi anda. Untuk lebih memahami kekuatan dari leverage, mari kita bandingkan berinvestasi di properti dengan investasi dalam saham.

Kekuatan dari Leverage: Properti Vs Saham

Dengan investasi Rp 100 juta saham, anda akan mempunyai kendali senilai RP100 juta dari saham anda. BIla terjadi 10% kenaikan harga Saham anda, maka anda akan menghasilkan 10% laba dalam investasi Anda (yakni Rp 10 juta) sedangkan 100% kenaikan harga saham Anda akan menghasilkan 100% peningkatan investasi Anda (yaitu Rp 100 juta). Sebaliknya, dengan berinvestasi di properti senilai Rp 100 juta anda tidak perlu mengelurakan uang sebesar RP 100 juta karena anda dapat mengajukan permohonan pinjaman dari bank untuk membiayai sebagian besar pembelian Anda. Biasanya bank akan memberikan 70% hingga 90% pinjaman pembiayaan untuk membantu anda dalam pembelian properti Anda. Oleh karena itu, dengan berinvestasi hanya Rp 10 Juta rupiah dari uang Anda, anda bisa membeli property senilai rp 100 juta properti di mana 90% dari harga properti yang dibiayai oleh bank. Jika ternjadi kenaikan harga 10% dari harga properti (yaitu Rp 10 juta) akan sudah menghasilkan 100% kenaikan investasi Anda. Bukankah akan lebih mudah bagi sebuah properti untuk meningkatkan hanya 10% dibandingkan dengan harga ekuitas dua kali lipat sebelum Anda membuat 100% laba atas investasi Anda? Itulah kekuatan dari leverage di investasi property.

Capital Appreciation (Kenaikan Harga Properti) Vs Cash Flow (Arus Uang Sewa)

Untuk bisa di katakan menjadi sukses dalam investasi properti, anda perlu menghasilkan keuntungan dari kenaikan harga property yang cukup besar atau anda harus menghasilkan keuntungan dari penyewaan yang rutin yang melebihi pembiayaan yang di perlukan setiap bulannya ( salah satunya adalah jenis Investasi properti apartemen ) . Jika Anda lebih memilih untuk membeli dan menjual properti saja, maka Anda akan perlu untuk memiliki cukup modal dan kemampuan untuk bertahan memenuhi kewajiban pinjaman bulanan kepada institusi pinjaman (dalam hal ini adalah bank, untuk properti yang dibiayai melalui pinjaman bank) sebelum akhirnya menjual properti dengan suatu keuntungan yang diinginkan. Pilihan umum lainnya untuk sebagian besar investor properti akan memulai untuk menyewakan properti mereka untuk membayar baik penyewa yang membantu mereka untuk memenuhi angsuran bulanan bank, maupun biaya biaya yang muncul tiap bulannya. Pastikan bahwa anda menerima sewa bulanan dari penyewa lebih daripada cicilan bank bulanan untuk menikmati cash flow bulanan positif.

Setelah Anda berhasil menyewakan properti Anda, ulangi kesuksesan anda dengan proses yang sama untuk membangun portofolio properti anda dan mulai menikmati passive income sembari membiarkan properti anda bertumbuh harganya dari waktu ke waktu untuk membuat keuntungan yang baik di masa datang apabila anda memutuskan untuk menjualnya di masa datang. Oleh karena itu, sangat penting bagi anda untuk menjadi tuan tanah baik agar sukses untuk menjadi investor properti. Perlu anda ingat bahwa tenant andalah yang membiayai pinjaman bank anda dan biaya biaya lainnya dan ini pada akhirnya akan membuat anda kaya dalam jangka panjang.

Thursday, December 23, 2010

Pasar Modern Mutiara Karawaci


Pasar Modern Mutiara Karawaci



Berada di lokasi yang sangat strategis hanya 4 menit dari Lippo Karawaci dan sarat dengan berbagai macam fasilitas modern, sehingga menjadikannya sebuah investasi jangka panjang yang sangat berharga.




PETA LOKASI PASAR MODERN DARI ARAH JAKARTA MELALUI LIPPO SUPERMALL KARAWACI



Pasar Modern MUTIARA KARAWACI
LOKASI SUPER STRATEGIS dan dikelilingi banyak perumahan :


Lippo Karawaci, Palem Semi, Villa Ilhami, Harapan Kita, Apartemen ASTON URBANA RESIDENCE, Taman Ubud, Binong Permai, Sari Bumi, Griya Karawaci, Perumnas I, Perumnas II, Perumnas III, Perumnas IV, ASTER.
- Akses mudah, dilalui angkutan umum ( 4 trayek Angkot sudah masuk ) 
- Parkir sangat luas
- Jalan Lebar ( bisa 4 mobil )
- Fasilitas pasar lengkap :
* Terdapat FREEZER penyimpanan daging
* Terdapat TPH (Tempat Pemotongan Hewan)
* Terdapat DAUR ULANG SAMPAH
* Keamanan 24 jam
* Nilai Investasi yang terus meningkat
* Dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh ) tahun harga akan menjadi 2 ( dua ) kali lipat




HARGA JUAL



- GRATIS BIAYA PENGURUSAN NPWP (SEBAGAI SALAH SATU SYARAT KPR) UNTUK AREA TANGERANG
- GRATIS PENGURUSAN LAPORAN PAJAK BULANAN SELAMA 1 ( SATU ) TAHUN UNTUK AREA TANGERANG





KIOS :
MULAI Rp. 170 JUTA






PASAR MODERN MUTIARA KARAWACI
SUDAH BEROPERASI SEJAK
10 JULI 2010



DEVELOPER :
PT. MANTAB SEJAHTERA BINAPERSADA


INFO LEBIH LANJUT
UNTUK SURVEY LOKASI, PILIH UNIT DAN BOOKING FEE 
HUBUNGI MARKETING:
ALDO 0857-1716-7776 ATAU 021-961-75618 ATAU 081-357-450-255

e-mail : firdauspropertous@gmail.com



SEGERA DIPASARKAN!!
APARTEMEN GRAND KARAWACI
LOKASI : DEPAN (SEBELAH UTARA) PASAR MODERN MUTIARA KARAWACI





Fasilitas Apartemen


TENANT-TENANT YANG SUDAH BERGABUNG:


INFO LEBIH LANJUT
UNTUK SURVEY LOKASI, PILIH UNIT DAN BOOKING FEE 

HUBUNGI MARKETING:
ALDO 0857-1716-7776 ATAU 021-961-75618 ATAU 081-357-450-255

e-mail : firdauspropertous@gmail.com


Artikel terkait:

1. Kerjasama Investasi Properti

2. Peluang Usaha dan Bisnis Properti Tanpa Modal

3. Belajar Menjadi Developer Kecil-kecilan

4. Enam Prinsip Sukses Investor Properti

5. Mengubah 1 Milyar menjadi 7 Milyar pada bisnis Properti

6. Contoh Bisnis Properti Hot Deal

7. Bangun Bisnis, Beli Properti

8. Selling Formula Properti 

9. BIKIN DEVELOPER MODAL MINIM HASIL MAXI

10. Bisnis properti yang berawal dari es cendol

11. Peluang Bisnis Agen Properti

12. INVESTASI TERBAIK DI DUNIA

13. Properti tidak membuat Anda Kaya!!!

Wednesday, December 8, 2010

SUKSES! Beli Properti tanpa Modal, malah dapat Modal

SUKSES! Beli Properti tanpa Modal, malah dapat Modal

Walaupun baru selesai mengikuti workshop Properti, JREI Property Cash Machine di akhir bulan Maret, action alumni yang satu ini memang spektakuler. Dalam jangka waktu kurang dari 3 bulan, Pak O.Indro sudah berhasil mengakuisisi 2 properti yang nilainya hampir 3 Milyar dan sekarang sedang dalam proses
mengakuisisi propertinya yang ke 3, sehingga jika berhasil maka keseluruhan aset
properti yang berhasil di akuisisinya setelah mengikuti workshop Properti JREI lebih dari 5 Milyar, hanya dalam waktu yang sangat singkat, 3 bulan saja.
Saya  sangat senang, bangga dan bahagia melihat kesuksesan para alumni dari  workshop properti JREI, karena memang itulah tujuan saya semula mengadakan pelatihan properti ini, agar semua ilmu yang diajarkan selama 2 hari dapat merubah mindset orang dalam melakukan investasi real estate atau propertisecara cepat, mudah, aman dengan resiko/modal sedikit mungkin atau tanpa modal, bahkan kalau bisa malahan beli real estate atau properti dapat uang. Karena salah satu arti kesuksesan bagi saya adalah ketika saya berhasil membantu orang lain mencapai impian mereka.
Pada waktu sharing rahasia kesuksesannya yang spektakuler di hadapan 37 orang peserta  workshop properti JREI di Jakarta kemarin tgl 14-15 Juni 2008, pak O.Indro mengatakan bahwa faktor keberhasilannya dikarenakan, yang pertama adalah langsung action, hunting hot deal di lapangan, setelah selesai mengikuti workshop. Yang kedua adalah, 110% menerapkan ilmu yang diajarkan. Lho kok 110%, iya benar….., 100% ilmu properti yang didapat di workshop properti,  ditambah 10% kreatifitas di lapangan. Yang ketiga adalah dukungan moril dari seorang coach/mentor (ah jadi Ge…er.. nih), tapi memang begitulah kenyataannya, seperti yang selalu dikatakan oleh Robert T Kiyosaki, “Sukses akan lebih mudah kita raih, jika kita mempunyai seorang mentor”
Memang benar apa yang di katakan pak O.Indro, pada waktu kita hunting hot deal di lapangan, selain ilmu yang sudah didapat dari JREI, juga diperlukan kreatifitas dan kejelian melihat hal hal yang dapat kita ubah untuk menambah cashflow properti tersebut. Karena terkadang hot deal yang kita temukan cashflownya negatif, sehingga diperlukan trik dan kreatifitas tambahan agar cashflow dari properti yang kita akuisisi menjadi cashflow positif. Dan trik trik itu saya ajarkan pada semua peserta workshop properti JREI.
Dan memang itulah yang pak O.Indro terapkan, karena properti pertama yang di akuisisinya adalah sebuah ruko dengan bisnis restaurant diatasnya yang sudah berjalan 6 tahun, pak O.Indro menerapkan trik dan strategi yang diajarkan di workshop properti JREI untuk menaikkan omset restaurantnya berkali lipat.
Pada property kedua pak O.Indro berhasil mendapatkan cashback yang lumayan besar nilainya sekitar 300 jutaan, beliau juga melakukan beberapa strategi  yang membuat cashflow dari properti tersebut naik menjadi 200%.
Nah mari kita nantikan sambil berdoa agar proses akuisisi property pak O.Indro yang ke tiga berjalan lancar, sehingga pak O.Indro dapat sharing kembali pada workshop properti JREIyang akan datang dan menjadi inspirator bagi rekan rekan alumni JREI yang lain. Oh ya, sedikit bocoran, property ke tiga yang akan pak O.Indro akuisisi adalah sebuah gedung dengan bisnis yang sudah berjalan diatasnya, yaitu bisnis pendidikan. Dan ini membuktikan bahwa ilmu yang yang diajarkan  workshop properti JREI bisa diterapkan tidak hanya pada properti hunian, tapi juga properti komersial.
Pak O.Indro adalah salah satu dari beberapa alumni workshop properti JREI yang sudah berhasil. Karena kemarin saya baru saja pulang dari Banjarmasin untuk survey sebuah penawaran hot deal property yang sangat menarik, dan saya sempat bertemu dengan pak Yusuf, salah seorang alumni pelatihan di Jogya bulan lalu 17-18 Mei 2008, yang juga sama spektakulernya dengan pak O.Indro, karena belum sebulan sudah berhasil membeli sebuah properti seharga 500 juta dan mendapat cash back 400 jutaan, karena kredit yang dikucurkan oleh bank senilai 900 juta. Dan pak Yusuf juga mengatakan kesuksesannya adalah 100% hasil dari menerapkan ilmu yang diajarkan selama 2 hari di workshop properti, JREI Property Cash Machine workshop.
Dan dalam waktu dekat ini, saya yakin akan segera menerima kabar gembira dari beberapa alumni JREI lainnya, karena mereka saat ini sedang pada tahap coaching intensif dengan saya pribadi dalam proses akuisisi properti dan pembiayaan perbankannya.
Selamat pak O.Indro dan pak Yusuf, anda berdua memang layak dapat Bintang! Two Tumbs Up for both of You!

Properti tidak membuat Anda Kaya!!!

Hah?? Properti tidak membuat Anda Kaya!!! 

Ya, anda tidak salah baca judul diatas. Memang terdengar tidak masuk akal dan kontroversial.. tapi itulah kenyataan yang saya rasakan dan alami.. beberapa kali saya membeli (“berinvestasi”) properti di tahun 1994, 1995 dan 1996 tapi ternyata saya tidak menjadi kaya…malahan saya mengalami kerugian yang cukup besar. Dan ternyata pendapat saya tersebut disetujui oleh Robert T. Kiyosaki dalam buku terbarunya yang saya beli beberapa waktu yang lalu “Increase Your Financial IQ” (sudah ada terjemahannya dalam bahasa Indonesia di Gramedia)
Jadi berhati hatilah dalam membeli atau investasi di properti, karena salah salah bukan kita tambah kaya, malah kerugian besar menanti. Nah apa yang seharusnya kita lakukan jika kita ingin menjadi kaya dengan membeli properti ???
Sebelum kita membeli properti, pertama tama yang harus kita lakukan adalah meningkatkan finansial IQ kita. Karena yang membuat kita kaya bukanlah properti nya, tetapi kecerdasan finansial  kitalah yang membuat investasi properti kita berhasil dan membuat kita menjadi semakin kaya bahkan bisa pensiun dan mendapatkan pasif income. Nah menurut Robert T Kiyosaki, tingkat kecerdasan finansial seseorang diukur dengan finansial IQnya.
Terdapat 5 dasar Finansial IQ yang harus kita miliki, yaitu :
1. IQ untuk menghasilkan uang lebih banyak
2. IQ untuk melindungi nilai uang yang sudah didapat
3. IQ untuk menganggarkan penggunaan uang
4. IQ untuk menggunakan daya ungkit uang
5. IQ untuk meningkatkan informasi keuangan
Untuk berhasil dan sukses dalam berbisnis dan investasi properti, adalah mutlak kita membutuhkan kecerdasan keuangan. Semakin tinggi tingkat kecerdasan keuangan kita, maka makin tinggilah penghasilan kita, dan makin kayalah kita.
Jadi sebelum anda berinvestasi di real estate, tingkatkan terlebih dahulu kecerdasan finansial anda, pelajari dulu cara caranya, cara berinvestasi yang aman, cara mengungkit kekuatan uang anda dengan meminjam uang di bank tapi dengan cara yang aman, cara mencari dan memilih real estate yang langsung untung pada saat kita beli.
Hal ini sangatlah sejalan apa yang saya lakukan sekarang. Setelah saya berhasil meningkatkan finansial IQ saya, barulah saya berhasil melakukan investasi di properti. Sehingga sekarang saya berhasil membeli beberapa aset properti, tanpa mengeluarkan uang dari kantong sendiri, bahkan mendapat uang, dan tanpa harus memikirkan angsuran bulanannya, karena sudah ada yang bayari.
Dan hal ini jugalah yang selalu saya ajarkan dalam workshop properti JREI Property Cash Machine, bahwa sebelum berinvestasi di real estate, kita harus menggunakan kecerdasan finansial, kita harus pergunakan kedua otak kita kanan dan kiri dengan seimbang, tidak bisa hanya pakai otak kanan saja lho!!..…kita harus mampu menganalisa apakah properti yang kita beli ini akan menghasilkan uang buat kita baik dari cash flow maupun dari capital gain, bagaimana properti yang kita beli ini bisa kita peroleh tanpa kita mengeluarkan uang sepeserpun malah dapat uang (yang ini bener bener enak lho…dapat properti…..dapat uang lagi…), bagaimana bank menilai kita sehingga aplikasi kredit kita pasti disetujui… bagaimana memilih properti yang akan bekerja membuat kita semakin kaya dan mendapat pasif income.
So, mulailah untuk selalu berusaha meningkatkan Finansial IQ dan kecerdasan keuangan anda.


Artikel terkait:

1. Kerjasama Investasi Properti

2. Peluang Usaha dan Bisnis Properti Tanpa Modal

3. Belajar Menjadi Developer Kecil-kecilan

4. Enam Prinsip Sukses Investor Properti

5. Mengubah 1 Milyar menjadi 7 Milyar pada bisnis Properti

6. Contoh Bisnis Properti Hot Deal

7. Bangun Bisnis, Beli Properti

8. Selling Formula Properti 

9. BIKIN DEVELOPER MODAL MINIM HASIL MAXI

10. Bisnis properti yang berawal dari es cendol

11. Peluang Bisnis Agen Properti

12. INVESTASI TERBAIK DI DUNIA

13. Properti tidak membuat Anda Kaya!!!

INVESTASI TERBAIK DI DUNIA

INVESTASI TERBAIK DI DUNIA

Enam tahun yang lalu, saat itu saya baru saja beberapa bulan kembali dari Amerika, sebuah negeri dimana banyak para pengusaha besar menyekolahkan anak anak mereka di sana, dimana banyak para pejabat negeri kita sekarang yang dulunya bersekolah di sana, sebuah negeri yang sebagian besar masyarakat Indonesia sepanjang hidupnya hanya bisa menyaksikannya dari layar bioskop, televisi atau berita berita di mass media. Sebuah negeri impian bagi para orangtua untuk menyekolahkan anak anaknya.

Tetapi saya menjalani hidup saya selama 2 tahun di Amerika, bukan karena orangtua saya kaya dan menyekolahkan saya ke sana, bukan pula karena prestasi akademik saya cemerlang sehingga mendapat beasiswa untuk belajar ke sana, bukan pula karena saya seorang yang sukses secara materi sehingga saya bisa memiliki tabungan untuk saya habiskan jalan jalan ke tempat tempat wisata di Amerika. Bukan, bukan itu semua.
Tetapi saya ke sana, karena keadaan yang memaksa, di mana saat itu saya baru saja bangkrut habis habisan yang ke 2 kalinya dalam waktu tidak sampai 2 tahun dan saya tidak mempunyai penghasilan sepeserpun. Saya berangkat ke Amerika benar benar “modal nekat” hanya bermodalkan tiket pp, $1000 (hasil pinjaman ke mertua saya), visa turis, tanpa kemampuan berbahasa Inggris fasih, tanpa pengalaman kerja di luar Indonesia, tanpa tahu apa yang akan saya hadapi di sana dan tanpa ijin kerja pula. Pokoknya yang penting berangkat dulu, sampai Amerika dulu, what will be, will be lah :)
Dan seperti sebagian besar anda yang sudah membaca dalam buku saya “Property Cash Machine – langkah Cerdas Membangun Kekayaan Tanpa Modal”, di bagian awal saya sudah menceritakan tentang kisah kerja keras dan perjuangan selama kerja 730 hari dengan 3 pekerjaan sekaligus (sebagai pelayan toko, sebagai kurir antar makanan dan sebagai petugas cleaning service) dan harus terpisah jauh dari keluarga di Indonesia. Dan setelah 730 hari akhirnya saya memutuskan kembali ke negeri tercinta Indonesia ini.
Kembali ke awal tulisan diatas, 6 tahun yang lalu adalah waktu dimana saya baru saja beberapa bulan kembali dari Amerika. Saya kembali tanpa tahu apa yang harus dilakukan. Pekerjaan saya waktu itu hanyalah antar jemput anak sekolah dan menjadi sopir sekaligus pengawal pribadi istri saya. Bagi anda yang pernah mengalami situasi ini, kita sebagai pria, kepala rumah tangga , sangatlah tertekan secara psikologis. Masa itu adalah masa-masa yang menantang bagi saya.
Belum lagi menghadapi keluarga yang setiap kali bertemu, menanyakan “Sudah punya rencana kerja atau usaha apa???” Boro boro…… Jangankan untuk mikir kerjaan, menyesuaikan dengan situasi Jakarta yang serba jauh dan macet kemana-mana saja suatu tantangan berat bagi saya waktu itu, belum lagi proses penyesuaian dengan istri yang sudah berpisah selama 2 tahun. Wow tidak mudah sama sekali.
Untunglah walau tanpa penghasilan dan tanpa tahu kapan akan kembali mulai berpenghasilan, saya mempunyai kesadaran akan pentingnya mengembangkan diri, pentingnya menambah ilmu dan menambah lingkungan baru yang positif, akhirnya saya memutuskan untuk meng”investasi”kan tabungan hasil kerja keras saya selama 2 tahun di Amerika dalam bentuk seminar-seminar pengembangan dan motivasi diri yang harganya tidaklah murah (jutaan rupiah) dan dalam buku-buku motivasi dan pengembangan diri yang nilainya juga besar sekali untuk ukuran saya pada waktu itu. Tanpa saya sadari, saya sudah menghabiskan puluhan juta rupiah untuk “investasi” dalam kepala saya atau leher keatas ini.
Waktu itu, walau saya ‘pengangguran’ tapi saya tidak mau melewatkan waktu dengan hanya merenung di rumah dan menyesali nasib, saya ikuti semua seminar yang ada waktu itu, baik pembicaranya yang namanya berawalan huruf depan ‘A’ sampai yang berawalan huruf ‘Z’ saya sudah ikuti semua waktu itu.
Saya ikut seminar-seminar dari berbagai model. Ada seminar motivasi di hotel berbintang yang pesertanya diminta untuk teriak teriak sampai suara habis setelah selesai seminar. Ada seminar yang pesertanya dibuat bercucuran airmata. Ikut juga workshop pertanian yang diadakannya dipelosok desa dimana harus tidur di losmen murah dan makan seadanya. Pokoknya ada seminar atau workshop dimanapun yang menarik hati saya waktu itu saya kejar, walau harus keluar biaya hotel dan transportasi diluar kota sekalipun.
Waktu itu sekalipun kegiatan saya ini terbilang positif, tetap saja mendapat tantangan dari pihak keluarga. Bahkan setiap kali pulang ke rumah orang tua, ada sedikit perasaan tidak enak, karena pasti ayah saya selalu berkata, “Sudah sekarang tidak usah kebanyakan baca buku dan buang buang uang ikut seminar sana sini, kamu malah habiskan uang untuk bikin kaya penulis buku dan pembicara seminarnya saja. Yang penting sekarang cari kerja atau usaha gitu lho…”
Walau mendapat tantangan seperti itu, untunglah saya mengambil keputusan untuk tetap meng’investasi’kan uang tabungan saya untuk beli buku dan ikut seminar dan workshop2 tersebut. Dan ternyata keputusan saya untuk meng’investasi’kan pada kegiatan belajar itu sangat tepat sekali. Karena ternyata setelah saya renungkan perjalanan hidup saya sampai saat ini, justru buku, seminar dan workshop-workshop tersebutlah yang membuat kehidupan saya berubah bagai bumi dan langit dengan kehidupan saya 6 tahun yang lalu. Bahkan pada titik tertentu boleh dibilang telah menyelamatkan hidup saya.
Buku, seminar dan workshop-workshop tersebutlah yang menyelamatkan kehidupan rumah tangga saya. Saya sangat berterima kasih sekali dengan para penulis buku dan pembicara seminar yang sudah mau meluangkan waktu mereka untuk membagikan ilmunya, karena melalui merekalah, hidup saya bisa berubah. Bahkan beberapa diantara mereka sekarang menjadi teman-teman baik kami saat ini.
Dan karena alasan itulah pula sekarang saya membayar balik pada masyarakat luas atau istilahnya “pay it forward” dengan menuliskan “Rahasia sukses saya” dalam buku Property Cash Machine dan mengajarkannya pada orang banyak dalam bentuk workshop properti dan seminar-seminar entrepreneurship.
Untuk itu pulalah saya rela meluangkan waktu Sabtu dan Minggu, yang seharusnya saya pakai istirahat dan menikmati kebersamaan bersama keluarga setelah sibuk mengurusi bisnis di hari biasa, tapi saya memilih untuk ada di pelosok negeri ini mulai dari Aceh sampai Bali, dari Pontianak sampai Purwokerto, untuk membangkitkan semangat dan motivasi teman-teman di sana.
Dan ternyata setelah saya membaca kisah para orang sukses di dunia dan pembicara-pembicara Top dunia seperti Anthony Robbins (yang baru saja selenggarakan seminar dengan harga lebih dari Rp. 40 juta per orangnya di Bali), mereka juga berani membayar harga di awal, berani meng”investasi”kan uang tabungan mereka untuk meningkatkan diri mereka, untuk mengembangkan diri mereka, hingga bisa seperti saat ini.
Sampai disini mungkin sebagian kecil dari anda mempunyai pemikiran seperti ini “ah..pak Joe bisa begitu kan, walau tidak punya penghasilan, tapi kan… punya tabungan hasil kerja di Amerika…”
Hayo siapa yang punya pikiran seperti itu? Saya jawabnya mudah saja, silahkan anda baca kisah Agus Handayanto (dalam buku Property Cash Machine) salah satu alumni workshop properti yang saya selenggarakan. Pak Agus gabung workshop saya dalam kondisi tidak punya uang sama sekali, dan akhirnya berhasil bergabung dengan cara menggadaikan handphone kesayangan istrinya.
Tapi apa yang terjadi 2 bulan kemudian setelah dia mempraktekkan satu strategi, ya betul hanya satu strategi saja yang diajarkan dalam workshop, Pak Agus berhasil membeli sebuah toko handphone tanpa keluar uang dari kantongnya sendiri dan setiap bulan mendapatkan penghasilan pasif sebesar Rp 5 juta/bulan. Wow! Pasif lho ya, luarbiasa bukan?
Saya sendiri, investasi yang saya investasikan dalam buku-buku atau seminar-seminar telah kembali beribu-ribu kali lipat, beribu-ribu persen walau sebenarnya hasilnya sangatlah tidak bisa hanya diukur secara materi saja.
Jadi terus terang saja sampai saat ini saya masih heran buangeeeett, kalau ketemu teman lama atau baru yang begitu tahu, saya adalah seorang penulis buku best seller dan pembicara, bukannya segera membeli buku saya, tapi minta diberi gratis :)
Mereka terkadang bilang begini “Kasih dulu bukunya ke saya gratis, nanti setelah saya berhasil praktekkan saya bayar 10 kali lipat …….. he3x” atau ada yang bilang begini, “Kapan kamu mau undang saya ke workshopmu yang harganya jutaan itu? Gratis dong, nanti kalau sudah berhasil dipraktekkan dan ada hasilnya baru bayar……he3x”
Dalam hati kecil saya hanya berkata begini, kalau untuk investasi ilmu di pikiran mereka saja, mereka tidak mau berkorban, bagaimana mereka bisa merubah hidup mereka? Sementara itu untuk beli ‘gadget’ keluaran terbaru yang harganya jutaan, mereka berani menggesek kartu kredit untuk menjaga gengsinya, tidak heran kehidupan mereka tidak berubah lebih baik sejak saat terakhir bertemu dengan saya, dan saya tidak heran pula, jika bertemu dengan mereka beberapa tahun ke depan kehidupan mereka akan tetap sama, bahkan mungkin lebih buruk.
It’s about the life principle, Apa yang anda tabur itulah yang anda tuai.
Dengan ber”investasi” di diri anda, Anda sedang menabur ilmu di pikiran anda dan belajar banyak hal. Dengan belajar banyak hal, akan terjadi perubahan yaitu berubahnya pola pikir anda, berubahnya cara anda memandang sesuatu, berubahnya cara anda bicara, berubahnya cara anda bertindak maka berubah pulalah nasib dan hidup anda.
Atau kalau menurut boso jowone “You have to be the change! Change the way you think, change the way you do things and then you will enjoy your fruits of success”.

 

Wednesday, November 17, 2010

Enam Prinsip Sukses Investor Properti

Enam Prinsip Sukses Investor Properti

 

Pada kesempatan ini, saya akan berbagi mengenai enam prinsip sukses investor properti yaitu:


1. Untung pada waktu beli.
Kebanyakan orang membeli property selalu berpikir untuk mendapatkan keuntungan di kemudian hari (tahun depan, dan seterusnya). Padahal kita juga bisa mendapatkan keuntungan properti pada saat transaksi karena harga belinya sudah dibawah pasar sehingga apabila saat itu langsung dan kita jual dengan harga pasar, tentu kita sudah untung. Properti seperti ini biasanya dapat kita beli dari penjualyang sangat berniat menjual atau bermotivasi tinggi untuk menjual karena butuh uang.

2. Beli grosir jual ritel.
Layaknya perdagangan yang lain, di property juga berlaku prinsip seperti ini. Kita bisa membeli properti dalam jumlah besar kemudian kita kavling-kavling dengan dijual pada harga ritel tentunya dengan harga yang lebih tinggi. Cara ini pun bisa dengan modal sangat minim bahkan tanpa modal. Ikuti penjelasan berikutnya

3. Leverage, beli tanpa uang.
Prinsip ini dengan menggunakan uang orang lain, dalam hal ini uang bank. Dengan uang bank, bahkan kita dapat membeli properti tanpa uang sendiri sepersen pun


4.  Senang pada transaksinya, BUKAN pada propertinya
Salah satu kesalahan terbesar seseorang (terutama yang mengaku investor) dalam membeli properti adalah mereka membeli properti tidak berdasarkan keuntungan finansial tetapi lebih karena faktor SUKA pada propertinya yang indah maupun arsiteknya sangat bagus. Tidak ada salahnya sih…. anda suka pada hal itu kalau properti itu untuk rumah tinggal anda. Tapi kalau sudah menyangkut investasi, anda harus memerhatikan untung dan ruginya secara finansial, dan meninggalkan perasaan SUKA atau TIDAK suka. Tetaplah berpegang pada prinsip-prinsip investasi, misalnya apakah prospek properti itu bagus? Apakah menghasilkan uang masuk yang positif? Bagaimana pertumbuhan properti didaerah itu? Dan sebagainya.. Investasi properti adalah masalah angka-angka. Maksudnya adalah apakah secara angka finansial akan untung atau tidak.

Untuk memperjelas hal ini, saya berikan contoh seorang mantan tetangga saya di Depok – Jabar (karena sekarang sudah tidak bertetangga, saya pindah ke Jakarta Selatan). Dulu tahun 1999 – 2001 saya tinggal di komplek perumahan. Rumah yang saya tempati saat itu memang rumah kecil, dengan luas hanya 78 m2, termasuk rumah tetangga saya, yang kebetulan lebih besar dengan luas 90 m2. Tetangga saya ini merenovasi rumahnya dengan membangun menjadi 2 tingkat. Rumah ini memang terlihat megah dan paling bagus diantara rumah yang ada di sekitarnya.
Dia menghabiskan uang Rp100 juta untuk merenovasinya (saat itu tahun 2000), sehingga total harga rumah itu menjadi Rp150 juta. Tetapi, saat rumah itu dijual pada tahun 2008 lalu, hanya laku Rp170 juta. Bayangkan, selama 8 tahun, kenaikan harganya hanya Rp20 juta. Padahal saat itu rumah saya terjual dua kali lipat selama kurun waktu 2 tahun (1999 – 2001). Mengapa hal ini bias terjadi?

  • Pertama, tetangga saya ini lebih menyukai propertinya (sehingga mengeluarkan uang berapa pun untuk merenovasi), tanpa analisa transaksinya, apakah rumah itu cocok berdiri mewah dilingkungan yang ’salah’.
  • Kedua, karena sebenarnya keindahan rumah atau keindahan arsitektur tidak serta merta bisa meningkatkan harga rumah, kalau rumah itu pada lokasi yang tidak tepat. Maksud saya begini. Kalau diperhatikan, lingkungan rumah tersebut berada pada lingkungan komplek perumahan untuk golongan menengah ke bawah (RSSS, Rumah Sangat Sempit Sekali, he222…) sehingga tentu saja, kemampuan daya beli mereka rata-rata ya… misalnya hanya sebesar Rp50 – Rp100 juta). Dengan demikian, kalau ada rumah yang harganya diatas Rp100 juta maka hanya orang-orang tertentu yang berniat membelinya, dengan alasan mungkin dia ingin di daerah itu. Tapi, biasanya, kalau seseorang yang punya uang lebih besar, ia akan lebih cenderung memilih lingkungan yang sesuai dengan tingkat sosialnya.

5.   Tidak ikut-ikutan
Salah satu kunci untuk sukses di bisnis properti adalah tidak ikutikutan membeli properti. Misalnya saat ini masyarakat khususnya di kota besar seperti Jakarta sedang antre membeli ’gambar’ rusunami (rumah susun bersubsidi). Padahal, dari sebagian besar mereka yang antre itu, membeli dengan alasan investasi karena ikut-ikutan. Strategi yang seharusnya adalah, membeli saat orang lain menjual, dan menunggu kesempatan baik saat orang lain membeli. Strategi ini tentu membutuhkan keinginan kuat dari andauntuk tidak sekedar ikut-ikutan tanpa menganalisa kondisi properti.

6.  Jarang menjual property
Pernahkah anda mendengarkan perkataan seperti ini? ”Aduh… terus terang saya nyesel sekali telah menjual rumah saya 10 tahun lalu seharga Rp100 juta. Padahal kalau dijual sekarang harganya bisa Rp1,5 milyar”. Atau anda mendengar keluhan para pensiunan atau orang-orang tua seperti ini, ”coba kalau dulu saya beli 3 rumah ini. Pasti saya sudah kaya. Bayangkan saja, rumah ini saya beli 20 tahun lalu hanya Rp10 juta dan sekarang sudah seharga Rp1 milyar”. Saya sendiri sudah sangat sering mendengar kalimat ini. Berdasarkan pengalaman itu, maka sebaiknya investor property tidak menjual propertinya kecuali dalam kondisi yang memaksa atau tidak ada jalan keluar yang lebih baik.

Demikian 6 (enam) Prinsip Sukses Investor Properti. Semoga membantu dan bermanfaat.


Artikel terkait:

1. Kerjasama Investasi Properti

2. Peluang Usaha dan Bisnis Properti Tanpa Modal

3. Belajar Menjadi Developer Kecil-kecilan

4. Enam Prinsip Sukses Investor Properti

5. Mengubah 1 Milyar menjadi 7 Milyar pada bisnis Properti


 


Tuesday, November 16, 2010

Belajar Menjadi Developer kecil-kecilan

Mendengar istilah bisnis properti kemungkinan yang terbayang adalah bisnis dengan modal besar, beresiko tinggi, dan hal-hal menakutkan lainnya. Meskipun diakui menjanjikan keuntungan besar, tapi tidak setiap orang berani menerjuninya. Apakah memang demikian sulit ? Simak uraian berikut.
Sebenarnya bisnis properti bisa dimulai dari hal-hal yang kecil. Menjadi broker misalnya. Keuntungannya memang tidak seberapa, tapi lebih mungkin dilakukan. Atau bisa juga dengan membuat usaha kos kecil-kecilan dengan memanfaatkan rumah/kamar tidak terpakai. Itu semua juga sudah disebut bisnis properti.

Nah, yang akan saya tuliskan ini sedikit lebih menantang, yaitu menjadi developer / pengembang perumahan dalam skala kecil. Empat, lima, enam rumah rasanya sudah cukup bagus untuk memulai. Bahkan satu rumah pun bisa menjadi sarana belajar yang bagus untuk kelak menjadi developer kelas wahid.
Ya, cukup satu rumah! Tidak berat bukan ? Namun untuk mewujudkan impian besar anda, tentu saja jangan hanya berhenti pada angka satu rumah. Anda bisa terus kembangkan. Untuk itu yang diperlukan adalah fokus dan kontinuitas.

Jika anda tidak ingin berhubungan dengan birokrasi perijinan yang rumit, anda bisa membidik perumahan kecil. Memang batasan di tiap daerah kemungkinan berbeda-beda. Namun biasanya di atas 4 kapling, anda sudah wajib menempuh perijinan mulai dari fatwa lahan sampai dengan ijin lokasi. Sedangkan maksimal 4 kapling, anda cukup mengajukan Ijin Mendirikan Bangunan atau IMB. Ini akan menekan jumlah modal yang musti anda keluarkan.

Bagaimana dengan modal ? Modal tidak harus besar. Terlebih bila anda sudah memiliki tanah kapling yang siap bangun. Entah itu milik orang tua anda, sahabat anda atau orang lain yang mau bekerjasama dengan anda. Sekarang anggap saja anda sudah “memiliki” kapling siap bangun.

Untuk membangun rumahnya dengan uang siapa? Ada caranya, yaitu dari uang muka. Apabila tanah sudah dikuasai, anda tinggal pasarkan berikut desain rumahnya. Tetapkan saja uang muka penjualan sebesar 30% dari harga jual. Itu sudah mencukupi modal anda untuk membangun rumah.

Perhitungannya bagaimana? Begini, misal anggaran pembangunan rumah adalah 2 juta/m2. Misal anda menjual tipe 45 m2, maka total biaya bangunan adalah 90 juta. Harga jual tipe 45 misalnya 250 juta. Artinya 30% dari 250 juta adalah 75 juta. Ini adalah uang muka yang anda terima dari calon pembeli.

Uang 75 juta tersebut sudah 83,33% dari 90 juta sebagai biaya membangun rumah.
Apakah pembuatan rumah akan dibayar cash ? Jelas tidak. Manfaatkan tenaga kontraktor sehingga kita bisa membayar kontraktor dengan progress. Kekurangan pembayaran bisa kita cadangkan dari pencairan KPR yang nilainya 70% dari harga rumah, yaitu sebesar 175 juta.

Akan lebih baik lagi jika kontraktor bersedia dibayar turn key, yaitu sampai dengan serah terima kunci, sang kontraktor baru menerima pembayaran. Itu berarti 75 juta uang muka di atas bisa anda miliki. Kontraktor dibayar dengan pencairan dari KPR. Betul-betul modal dengkul bukan ?

Bagaimana dengan desain rumahnya? Kalau mau gampang, Anda bisa cari di internet atau mengkoleksi brosur perumahan yang memang laku keras, anda tinggal pilih dan tentukan yang sesuai dengan tanah anda. Jika anda memiliki kepiawaian menggunakan program desain, anda bisa kerjakan sendiri. Atau anda tinggal bayar konsultan. 

Trus, berapa keuntungannya ?
Ingat, kita adalah developer kecil-kecilan. Perhitungannya pun sederhana sekali. Misal tanah seluas 100 m2 dihargai 300ribu/m2. Sehingga harga tanah adalah 30 juta. Bangunan tipe 45 seperti hitungan di atas adalah 90 juta. Artinya modal anda adalah 120 juta. Lakukan survey harga rumah yang setipe dengan rumah anda. Misal harga tipe 45 di sekitar lokasi anda adalah sebesar 300 juta. Logikanya sederhana aja, jika anda menjual rumah anda dengan harga 250 juta laku tidak? Keuntungan kotor anda adalah 130 juta bukan?

Jika anda memodali seluruhnya yakni sebesar 120 juta artinya anda mempunyai keuntungan kotor 108,33%. Padahal konsumen memodali anda 75 juta (ingat uang muka), artinya anda hanya memodali 45 juta yang artinya anda mempunyai keuntungan kotor 288% dari modal anda. Padahal tanah yang anda kuasai adalah tanah kerjasama dengan sahabat anda seharga 30juta (ingat harga tanah), berarti modal anda cukup 15 juta. Itu artinya keuntungan kotor anda 866,67%. Nabung dimana dengan 15 juta bisa menghasilkan 866,67%? Fantastis kan?

Saya tahu, memang tetap dibutuhkan modal, tapi tidak harus besar. Asalkan anda mainkan dengan cantik stake holder berikut : Pemilik tanah – Pemasaran – Kontraktor — Perbankan